Minggu, 15 Mei 2016

Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah suatu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda (IG.AK.Wardhani, 1998). Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) tidak hanya karena faktor kekurangan guru. PKR juga sering diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit dijangkau, ruangan kelas terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa yang relatif sedikit, guru berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi.
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru SD. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) sebagai suatu kajian strategi pembelajaran yang baru bagi guru, Guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukan pekerjaan yang mudah.
Pengembangan dan penggunaan model ini dilakukan karena faktor kekurangan tenaga guru, letak geografis yang sulit dijangkau, jumlah siswa relatif kecil, keterbatasan ruangan, atau ketidak hadiran guru. Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda. Namun murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri di ruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi ruang kelas yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru. Sebagai calon guru SD marilah kita memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan dalam mendidik agar tercapai tujuan dari pendidikan nasional.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?
2.      Apa saja Karakteristik  Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?
3.   Apakah Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?
4.      Apa sajakah Pola  Dasar PKR?
5.   Bagaimana mengawali dan mengakhiri pembelajaran?
6.   Bagaimana Tahapan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)       
2.      Mengetahui karakteristik  Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
3.   Mengetahui tujuan dan manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
4.   Mengetahui pola  dasar PKR?
5.   Mengetahui bagaimana mengawali dan mengakhiri pembelajaran?
6.   Mengetahui bagaimana Tahapan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?

BAB II
PEMBAHASAN


1.    Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)

Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah bentuk pembelajaran dimana seorang guru mengajar dua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruangan kelas atau lebih dalam waktu yang bersamaan.
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) sebagai suatu kajian strategi pembelajaran yang baru bagi guru, yang dapat digunakan apabila keadaan atau kondisi sekolah:
a.         Jumlah murid kecil,
b.        Kurang guru,
c.         Terbatasnya ruangan,
d.        dan ketidak hadiran guru.
Pada dasarnya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah sistem pengelolaan kelasnya menitik beratkan pada aktivitas siswa/murid, oleh karena iti peran guru adalah mengelola, memfasilitasi, dan menciptakan berbagai kondisi untuk memicu dan memacu murid dalam belajar.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) yaitu:
a).   Serempak (simultaneous). Dalam PKR pembelajaran dilaksanakan alam dua kelas atau lebih harus dilakukan secara serempak dan waktu yang bersamaan.
b).   Aktifitas tinggi (time on task). Prinsip ini adalah upaya guru untuk mengingat murid dengan kegiatan belajar, sehingga ketidak munculan guru di depan murid tidak mengurangi aktivitas siswa, sehingga tak ada waktu yang terbuang.
c).   Kontak guru dan murid. Kontak atau hubungan antara guru dan murid terjadi secara kuntinu dan berkesinambungan, walaupun tidak selamanya kontak langsung tatap muka
d).   Pemanfaatan sumber belajar (learning resources). Pemanfaatan sumber belajar dan alat peraga yang sesuai dengan waktu, tempat, dan pelajaran yang diampu.
2.    Karakteristik Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)

Yang dimaksud karakteristik adalah ciri-ciri objektif (nyata) Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) yang secara keseluruhan merupakan pembelajaran yang  melukiskan suatu keunikan, yaitu dapat dilihat dari beberapa unsur:
a).   Unsur Guru.
Dalam Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) seorang guru lebih banyak dituntut secara mandiri mengelola keseluruhan kegiatan pembelajaran. Guru bertanggung jawab mengelola kelas secara mandiri dan kreatif dalam menyampaikan pembelajaran. Hal itu memungkinkan disebuah sekolah (SD) yang memiliki murid lengkap kelas I s/d VI  namun jumlah gurunya kurang dari 6 (enam) orang, atau bisa jadi ada salah satu guru yang tidak bisa berhadir. Keadaan inilah yang menuntut guru lain untuk menangani dia atau lebih rombongan belajar.
b).   Unsur Siswa.
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) diterapkan dalam menangani secara edukatif suatu mata pelajaran dan kemampuan siswa dalam suatu rombongan belajar siswa , dua rombongan belajar atau lebih, misalnya kelas V dan VI. Aneka ragam itu bisa terjadi dari setiap rombongan belajar baik dari segi usia, masalah efesiensi jumlah siswa, atau mungkin juga terjadi karena penggabungan dua rombongan belajar dalam satu tempat.
c).   Unsur Mata pelajaran.
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) diterapkan dalam menangani suatu mata pelajaran dengan beberapa topik yang berbeda. Misalnya dalam dua kelas mata pelajaran PKn kelas II (dua)  topiknya tentang “Adab dan sopan santun terhadap orang tua”, sedangkan untuk kelas (III) tiga “Menyayangi lingkungan”.
Atau mungkin juga dalam menangani suatu mata pelajaran dengan dalam dua kelas namun dengan mata pelajaran yang berbeda, misalnya  mata pelajaran PKn kelas II (dua)  topiknya tentang “Adab dan sopan santun terhadap orang tua”, sedangkan untuk kelas (III) tiga mata pelajaran IPS tentang “Lambang negara”.
Penerapan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) dalam suatu mata pelajaran dengan tuntutan kemampuan atau topic yang berbeda dikenal dengan “multi levels teaching” atau “pembelajaran aneka aras” (aneka=beragam,  aras=tingkat).
d).   Interaksi Edukatif.
Yang dimaksud Interaksi Edukatif adalah hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa lainnya dalam konteks atau suasan pencapaian tujuan pembelajaran baik sebagai dampak langsung dalam proses pembelajaran (instructional effects). Joyce dan Weil:1986).
Takaran keberhasilan interaksi edukatif adalah perubahan prilaku (behavioral changes), seperti perubahan tahu dari tidak ttahu, mampu melakukan sesuatu dari tidak mampu. Selain itu juga terbentuk berbagai keterampilan seperti berkomunikasi, berorganisasi, membuat keputusan atau kesepakatan sebagai dampak dari interaksi tersebut.
e).   Lingkungan Belajar.
Yang termasuk kedalam lingkungan belajar ini adalah ruang dan fasilitas belajar  seperti: meja, kursi, papan tulis, serta alat bantu belajar seperti buku terpelajaran. Selain itu juga lingkungan belajar juga mencakup lingkungan sekitar seperti lingkungan sekitar, sosial, masyarakat, budayaan dan spiritual/kepercayaan perlu dimanfaatkan secara optimal.

3.    Tujuan Dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Tujuan dan manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)  adalah untuk mewujudkan pencapaian hasil belajar siswa baik yang bersifat akademik, maupun sosial, dan personal dengan memanfaatkan kemandirian  guru dalam mengajar  dan dengan sarana pendukung yang tersedia disekolah itu dan sekitarnya.
Manfaat atau keuntungan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) seperti diidentifikasikan oleh UNISCO (1988) antara lain:
a.         Guru yang sama mengajar siswa yang sama setiap tahun. Ia akan lebih memahami siswa secara individu lebih baik dan dapat memberikan perlakuan yang tepat.
b.        Siswa kelas yang lebih tinggi dapat membantu adik kelasnya untuk memperkuat dirinya dalam belajar.
c.         Penilaian guru terhadap siswa akan lebih cermat dan utuh tidak berdasarkan ujian singkat.
d.        Terbuka peluang untuk lebih leluasa membina kerjasama antara siswa dari berbagai usia/kelas.
e.         Lebih efesien dari pada sistem pembelajaran mata pelajaran atau guru kelas.
f.         Kekurangan atau ketidak hadiran guru dapat diatasi tanpa mengurangi intenitas pembelajaran.

4.    Pola  Dasar Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Dilihat dari pengorganisasian mata pelajaran, kelas atau rombongan belajar dan ruangan terdapat beberapa pola dasar PPKR sebagai berikut.
Model PKR 211          : dua kelas ,satu mata pelajaran ,satu ruangan
Model PKR 221          : dua kelas ,dua mata pelajaran ,satu ruangan
Model PKR 311          : tiga kelas , satu mata pelajaran ,satu ruangan
Model PKR 321          : tiga kelas , dua mata pelajaran ,satu ruangan
Model PKR 322          : tiga kelas , dua mata pelajaran ,dua ruangan
Model PKR 333          : tiga kelas , tiga mata pelajaran ,tiga ruangan
Model PKR 222          : dua kelas , dua mata pelajaran ,dua ruangan
Model PKR 111          : satu kelas, satu mata pelajaran  dengan dua atau tiga topik berjenjang, satu ruangan

Sebagai contoh singkat dapat dikemukakan sebagai berikut.
Model PKR 211          : kelas I dan II belajar menyanyi dalam satu ruangan
Model PKR 221         : kelas III belajar IPA, dan kelas IV belajar IPS dalam satu ruangan.

Model PKR 222          : kelas III belajar IPA di ruangan 1 dan kelas IV belajar IPS di ruangan 2 yang terhubung dengan ruang 1.
Model PKR 311          : kelas IV, V, dan VI belajar menyanyi dalam satu ruangan.
Model PKR 321          : kelas I da II belajar menulis, dan kelas III belajar matematika dalam satu ruangan
Model PKR 322          : kelas III dan IV belajar IPS di ruangan I dan kelas V belajar IPA di ruangan 2 yang terhubung ke ruangan 1
Model PKR 333          : kelas III belajar IPA, kelas IV belajar IPS, dan kelas V belajar matematika di tiga ruangan yang satu sama lain terhubung dengan pintu.

Dilihat dari sudut pengelolaan kelas khususya dalam penanganan disiplin siswa, model PKR 211, 221, 311, dan 321, jauh lebih terkendali dari pada model PPKR 222, 322, dan 333. Dapat kita pahami bahwa mengelola satu ruangan lebih terkonsentrasi daripada lebih dari satu ruangan. Malah sangat dianjurkan untuk lebih banyak menggunakan model 211, 221, 311, dan 321 bila jumlah gabungan siswa kedua atau ketiga kelas itu paling banyak 30 orang. Bila lebih dari 30 orang dianjurkan menggunakan model PKR 222, 322, ataua 333.
Khusus untuk model PPKR 111 yakni satu kelas belajar satu mata pelajaran dengan beberapa topik yang berbeda dalam satu runagan merupakan model PKR “ aneka aras” atau “multi-level teaching”. Model ini memerlukan pengorganisasian siswa dengan menerapkan prinsip perbedaan individual dan “ belajar tuntas”. Model inin akan berjalan dengan baik bila didukung oleh sumber belajar yang diindividualisasikan dan bersifat modular misalnya menggunakan “modul”atau “kit”.

5.   Bagaimana mengawali dan mengakhiri pembelajaran Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR).
Seorang guru harus mahir dalam menga mengawali dan mengakhiri pembelajaran setiap kali mengajar.  Dalam hal ini perlu disadari bahwa mengajar perlu sisi keilmuan dan sisi kiat atau seni. Seni atau kiat mengajar ini berkenaan deangan bagaimana guru secara personal menciptakan interaksi belajar menajar yang berhasil, menarik dan menyenangkan bagi siswa.

a.        Mengawali pembelajaran
Berikut ini contoh kasus guru yang mengajar kelas rangkap tiga kelas dua mata pelajaran satu ruangan.


Guru                                : Selamat pagi anak-anak!
Seluruh murid Murid    : (serempak) selamat pagi guru!
Guru                                    Guru                                : -  Coba anak-anak kelas III, IV dan V semua perhatikan!
                                                 - Kelas III dan kelas IV belajar IPS dan kelas V belajar 
                                                    Bahasa     Indoinesia.
                                            -  Kelas III mencari nama kota di kabupaten,     Kelas IV 
                                               gambar denah sekolah kita, dan kelas V membuat karangan 
                                               bebas    


Kasus di atas menunjukan seorang guru SD membuka pelajaran kelas rangkap tiga kelas dua mata pelajaran satu ruangan (PKR 321). Apakah anda perhatikan bahwa guru tersebut telah melakukan hal-hal berikut:
-  Mengucapkan salam pembuka.
-  Memusatkan perhatian.
- Memberi informasi tentang tugas                                                                                                                                                                                                                                          
Perlu disadari dalam membuka pelaran ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu:
1).   Menarik perhatian murid
Menghadapi murid dalam PKR memerluakan perhatian khusus, dikarenakan        guru berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu kelas pada saat yang bersamaan. Perlu diingat baik-baik bahwa menarik perhatian merupakan langkah pertama dalam membuka pelajaran. Tujuannya adalah membebaskan perhatian murid terhadap hal-hal diluar materi pelajaran .
2).   Menimbulkan motivasi belajar
Motivasi belajar dapat diartikan dorangan dalam diri murid untuk melakukan sesuatu berkenaan dengan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Motivasi bisa datang dari dalam diri murid (intrinsik) seperti kemauan, kebutuhan, semangat, dan rasa senang, bisa pula motivasi datang dari luar (ekstrinsik) seperti guru, ruangan kelas, bahan pelajaran dan lingkungan. Dengan demikian motivasi tersebut menjadikan inergi dan daya yang dapat memancing murid untuk belajar.
Ada empat cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam PKR:
Ø  Menunjukan kehangatan dan semangat.
Ø  Menimbulkan rasa penasaran dan ingin tahu.
Ø  Mengemukakan ide yang bertentangan, dan,
Ø  Memperhatikan minat murid

3).   Memberi acuan belajar
Proses belajar dalam situasi pendidikan formal antara lain ditandai oleh keterarahan yang merupakan wujud dari proses belajar yang terpadu. Agar menjamin keteraarahan belajar maka guru dapat melakukan empat cara diantaranya:
Ø  Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
Ø  Menyarankan langkah-langkah yang akan ditempuh     .
Ø  Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
Ø  Mengajukan pertanyaan pemicu belajar.

a.        Mengawali pembelajaran
Mengakhiri pembelajaran sama pentingnya dengan membuka pelajaran , walau tentu saja berbeda tujuan dan fungsinya. Seperti dalam membuka pelajaran menutup pelajaran juga seyogyanya dilakukan secara bersama-sama, dimana murid semua kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan atau satu tempat. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat mengontrol setiap ppembelajaran untuk setiap kelas secara utuh.
Ada tiga pokok yang harus dilakukan pada setiap menutup pelajaran dalam PKR yaitu:
Ø            Meninjau kembali.
Ø  Mengadakan evaluasi penguasaan murid, dan
Ø  Memberikan tidak lanjut.                                                                 

6.    Tahapan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)

Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah bentuk pembelajaran dimana seorang guru mengajar dua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruangan kelas atau lebih dalam waktu yang bersamaan. Untuk itu langkah-langkah yang perlu dilakukan guru dalam mengajar kelas rangkap adalah:
a).   Mempelajari GBPP bagi kelas yang dirangkap, baik mata pelajaran IPA, IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, dll.
b).   Memilih topik atau pokok bahasan  yang sesuai.
c).   Menetapkan model PKR yang tepat, apakah 211, 221, 222, atau sesuai kkeadan yang sebenarnya.
d).   Membuat skenario pembelajaran guna mengatur kelas yang satu dengan kelas yang lainnya.
e).   Menyiapkan berbagai perlengkapan pembelajaran seperti LKM, buku pelajran, dan aturan dalam kelas.
f).   Membentuk kelompok belajar sesuai kebutuhan.
g).   Melaksanakan pembelajaran  dimana guru berusaha mengaktifkan murid untuk belajar.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar