BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah suatu bentuk
pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas
atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas
yang berbeda (IG.AK.Wardhani, 1998). Alasan dilakukannya Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR) tidak hanya karena faktor kekurangan guru. PKR juga sering
diterapkan karena alasan letak geografis yang sulit dijangkau, ruangan kelas
terbatas, kekurangan tenaga guru, jumlah siswa yang relatif sedikit, guru
berhalangan hadir, atau mungkin faktor keamanan seperti di daerah pengungsi.
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru SD. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
sebagai suatu kajian strategi pembelajaran yang baru bagi guru, Guru harus
selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian.
Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi
dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan kemudian mampu meyakinkan
murid bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukan pekerjaan yang mudah.
Pengembangan dan penggunaan model ini dilakukan karena faktor
kekurangan tenaga guru, letak geografis yang sulit dijangkau, jumlah siswa
relatif kecil, keterbatasan ruangan, atau ketidak hadiran guru. Pembelajaran
kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara
terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu
berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang
berbeda dengan program yang berbeda. Namun murid dari dua kelas bekerja secara
sendiri-sendiri di ruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi ruang kelas
yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru. Sebagai calon
guru SD marilah kita memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan dalam mendidik
agar tercapai tujuan dari pendidikan nasional.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian Pembelajaran
Kelas Rangkap (PKR)?
2. Apa saja Karakteristik Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?
3. Apakah
Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?
4. Apa sajakah Pola Dasar PKR?
5.
Bagaimana mengawali dan mengakhiri pembelajaran?
6. Bagaimana
Tahapan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
2. Mengetahui karakteristik Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
3. Mengetahui
tujuan dan manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
4. Mengetahui pola dasar PKR?
5.
Mengetahui bagaimana mengawali dan mengakhiri pembelajaran?
6. Mengetahui
bagaimana Tahapan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah bentuk pembelajaran dimana
seorang guru mengajar dua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruangan kelas
atau lebih dalam waktu yang bersamaan.
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) sebagai suatu kajian
strategi pembelajaran yang baru bagi guru, yang dapat digunakan apabila keadaan
atau kondisi sekolah:
a.
Jumlah murid kecil,
b.
Kurang guru,
c.
Terbatasnya ruangan,
d.
dan ketidak hadiran guru.
Pada dasarnya Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah sistem
pengelolaan kelasnya menitik beratkan pada aktivitas siswa/murid, oleh karena
iti peran guru adalah mengelola, memfasilitasi, dan menciptakan berbagai
kondisi untuk memicu dan memacu murid dalam belajar.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) yaitu:
a). Serempak
(simultaneous). Dalam PKR pembelajaran dilaksanakan alam dua kelas atau
lebih harus dilakukan secara serempak dan waktu yang bersamaan.
b). Aktifitas
tinggi (time on task). Prinsip ini adalah upaya guru untuk mengingat murid
dengan kegiatan belajar, sehingga ketidak munculan guru di depan murid tidak
mengurangi aktivitas siswa, sehingga tak ada waktu yang terbuang.
c). Kontak guru dan murid. Kontak atau hubungan
antara guru dan murid terjadi secara kuntinu dan berkesinambungan, walaupun
tidak selamanya kontak langsung tatap muka
d). Pemanfaatan sumber belajar (learning
resources). Pemanfaatan sumber belajar dan alat peraga yang sesuai dengan
waktu, tempat, dan pelajaran yang diampu.
2. Karakteristik Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Yang dimaksud karakteristik adalah ciri-ciri objektif (nyata) Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR) yang secara keseluruhan merupakan pembelajaran yang melukiskan suatu keunikan, yaitu dapat
dilihat dari beberapa unsur:
a). Unsur Guru.
Dalam Pembelajaran
Kelas Rangkap (PKR) seorang guru lebih banyak dituntut secara mandiri mengelola
keseluruhan kegiatan pembelajaran. Guru bertanggung jawab mengelola kelas
secara mandiri dan kreatif dalam menyampaikan pembelajaran. Hal itu
memungkinkan disebuah sekolah (SD) yang memiliki murid lengkap kelas I s/d VI namun jumlah gurunya kurang dari 6 (enam)
orang, atau bisa jadi ada salah satu guru yang tidak bisa berhadir. Keadaan
inilah yang menuntut guru lain untuk menangani dia atau lebih rombongan
belajar.
b). Unsur Siswa.
Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR) diterapkan dalam menangani secara edukatif suatu mata pelajaran
dan kemampuan siswa dalam suatu rombongan belajar siswa , dua rombongan belajar
atau lebih, misalnya kelas V dan VI. Aneka ragam itu bisa terjadi dari setiap
rombongan belajar baik dari segi usia, masalah efesiensi jumlah siswa, atau
mungkin juga terjadi karena penggabungan dua rombongan belajar dalam satu
tempat.
c). Unsur Mata pelajaran.
Pembelajaran Kelas
Rangkap (PKR) diterapkan dalam menangani suatu mata pelajaran dengan beberapa
topik yang berbeda. Misalnya dalam dua kelas mata pelajaran PKn kelas II
(dua) topiknya tentang “Adab dan sopan santun terhadap orang tua”,
sedangkan untuk kelas (III) tiga “Menyayangi
lingkungan”.
Atau mungkin juga dalam
menangani suatu mata pelajaran dengan dalam dua kelas namun dengan mata
pelajaran yang berbeda, misalnya mata
pelajaran PKn kelas II (dua) topiknya
tentang “Adab dan sopan santun terhadap
orang tua”, sedangkan untuk kelas (III) tiga mata pelajaran IPS tentang “Lambang negara”.
Penerapan Pembelajaran
Kelas Rangkap (PKR) dalam suatu mata pelajaran dengan tuntutan kemampuan atau
topic yang berbeda dikenal dengan “multi levels teaching” atau “pembelajaran
aneka aras” (aneka=beragam,
aras=tingkat).
d). Interaksi Edukatif.
Yang dimaksud Interaksi
Edukatif adalah hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa lainnya dalam konteks atau suasan pencapaian tujuan pembelajaran baik
sebagai dampak langsung dalam proses pembelajaran (instructional effects).
Joyce dan Weil:1986).
Takaran keberhasilan
interaksi edukatif adalah perubahan prilaku (behavioral changes), seperti
perubahan tahu dari tidak ttahu, mampu melakukan sesuatu dari tidak mampu.
Selain itu juga terbentuk berbagai keterampilan seperti berkomunikasi,
berorganisasi, membuat keputusan atau kesepakatan sebagai dampak dari interaksi
tersebut.
e). Lingkungan Belajar.
Yang termasuk kedalam
lingkungan belajar ini adalah ruang dan fasilitas belajar seperti: meja, kursi, papan tulis, serta alat
bantu belajar seperti buku terpelajaran. Selain itu juga lingkungan belajar
juga mencakup lingkungan sekitar seperti lingkungan sekitar, sosial,
masyarakat, budayaan dan spiritual/kepercayaan perlu dimanfaatkan secara
optimal.
3. Tujuan Dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap
(PKR)
Tujuan dan manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah untuk mewujudkan pencapaian hasil belajar
siswa baik yang bersifat akademik, maupun sosial, dan personal dengan
memanfaatkan kemandirian guru dalam
mengajar dan dengan sarana pendukung
yang tersedia disekolah itu dan sekitarnya.
Manfaat atau keuntungan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
seperti diidentifikasikan oleh UNISCO (1988) antara lain:
a.
Guru
yang sama mengajar siswa yang sama setiap tahun. Ia akan lebih memahami siswa
secara individu lebih baik dan dapat memberikan perlakuan yang tepat.
b.
Siswa
kelas yang lebih tinggi dapat membantu adik kelasnya untuk memperkuat dirinya
dalam belajar.
c.
Penilaian
guru terhadap siswa akan lebih cermat dan utuh tidak berdasarkan ujian singkat.
d.
Terbuka
peluang untuk lebih leluasa membina kerjasama antara siswa dari berbagai
usia/kelas.
e.
Lebih
efesien dari pada sistem pembelajaran mata pelajaran atau guru kelas.
f.
Kekurangan
atau ketidak hadiran guru dapat diatasi tanpa mengurangi intenitas
pembelajaran.
4. Pola
Dasar Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Dilihat dari pengorganisasian mata pelajaran, kelas atau
rombongan belajar dan ruangan terdapat beberapa pola dasar PPKR sebagai
berikut.
Model PKR
211 : dua kelas ,satu
mata pelajaran ,satu ruangan
Model PKR
221 : dua kelas ,dua mata
pelajaran ,satu ruangan
Model PKR
311 : tiga kelas , satu
mata pelajaran ,satu ruangan
Model PKR
321 : tiga kelas , dua
mata pelajaran ,satu ruangan
Model PKR
322 : tiga kelas , dua
mata pelajaran ,dua ruangan
Model PKR
333 : tiga kelas , tiga
mata pelajaran ,tiga ruangan
Model PKR
222 : dua kelas , dua
mata pelajaran ,dua ruangan
Model PKR
111 : satu kelas, satu
mata pelajaran dengan dua atau tiga topik berjenjang, satu ruangan
Sebagai contoh
singkat dapat dikemukakan sebagai berikut.
Model PKR
211 : kelas I dan II
belajar menyanyi dalam satu ruangan
Model PKR
221 : kelas III belajar
IPA, dan kelas IV belajar IPS dalam satu ruangan.
Model PKR
222 : kelas III belajar
IPA di ruangan 1 dan kelas IV belajar IPS di ruangan 2 yang terhubung dengan
ruang 1.
Model PKR
311 : kelas IV, V, dan VI
belajar menyanyi dalam satu ruangan.
Model PKR
321 : kelas I da II
belajar menulis, dan kelas III belajar matematika dalam satu ruangan
Model PKR
322 : kelas III dan IV
belajar IPS di ruangan I dan kelas V belajar IPA di ruangan 2 yang terhubung ke
ruangan 1
Model PKR
333 : kelas III belajar
IPA, kelas IV belajar IPS, dan kelas V belajar matematika di tiga ruangan yang
satu sama lain terhubung dengan pintu.
Dilihat dari sudut pengelolaan kelas khususya dalam penanganan disiplin
siswa, model PKR 211, 221, 311, dan 321, jauh lebih terkendali dari pada model
PPKR 222, 322, dan 333. Dapat kita pahami bahwa mengelola satu ruangan lebih
terkonsentrasi daripada lebih dari satu ruangan. Malah sangat dianjurkan untuk
lebih banyak menggunakan model 211, 221, 311, dan 321 bila jumlah gabungan
siswa kedua atau ketiga kelas itu paling banyak 30 orang. Bila lebih dari 30
orang dianjurkan menggunakan model PKR 222, 322, ataua 333.
Khusus untuk model PPKR 111 yakni satu kelas belajar satu mata pelajaran
dengan beberapa topik yang berbeda dalam satu runagan merupakan model PKR “
aneka aras” atau “multi-level teaching”. Model ini memerlukan pengorganisasian
siswa dengan menerapkan prinsip perbedaan individual dan “ belajar tuntas”.
Model inin akan berjalan dengan baik bila didukung oleh sumber belajar yang
diindividualisasikan dan bersifat modular misalnya menggunakan “modul”atau
“kit”.
5. Bagaimana mengawali dan
mengakhiri pembelajaran Pembelajaran
Kelas Rangkap (PKR).
Seorang guru harus mahir dalam menga mengawali dan
mengakhiri pembelajaran setiap kali mengajar.
Dalam hal ini perlu disadari bahwa mengajar perlu sisi keilmuan dan sisi kiat atau seni. Seni atau kiat mengajar ini
berkenaan deangan bagaimana guru secara
personal menciptakan interaksi belajar menajar yang berhasil, menarik dan
menyenangkan bagi siswa.
a.
Mengawali
pembelajaran
Berikut ini contoh kasus guru yang mengajar kelas
rangkap tiga kelas dua mata pelajaran satu ruangan.
Guru
: Selamat pagi anak-anak!
Seluruh murid Murid
: (serempak) selamat pagi guru!
Guru Guru
:
- Coba anak-anak kelas III, IV dan V semua perhatikan!
- Kelas III dan kelas IV belajar
IPS dan kelas V belajar
Bahasa Indoinesia.
- Kelas
III mencari nama kota di kabupaten, Kelas IV
gambar denah sekolah kita, dan kelas V membuat karangan
bebas
Kasus di atas menunjukan seorang guru SD membuka
pelajaran kelas rangkap tiga kelas dua mata pelajaran satu ruangan (PKR 321). Apakah anda perhatikan bahwa guru
tersebut telah melakukan hal-hal berikut:
- Mengucapkan salam pembuka.
- Memusatkan perhatian.
- Memberi informasi tentang tugas
Perlu
disadari dalam membuka pelaran ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan oleh
guru yaitu:
1). Menarik perhatian murid
Menghadapi
murid dalam PKR memerluakan perhatian khusus, dikarenakan guru berhadapan dengan kelompok murid
lebih dari satu kelas pada saat yang bersamaan. Perlu diingat baik-baik bahwa
menarik perhatian merupakan langkah pertama dalam membuka pelajaran. Tujuannya
adalah membebaskan perhatian murid terhadap hal-hal diluar materi pelajaran .
2). Menimbulkan motivasi belajar
Motivasi
belajar dapat diartikan dorangan dalam diri murid untuk melakukan sesuatu berkenaan
dengan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Motivasi bisa datang dari
dalam diri murid (intrinsik) seperti kemauan, kebutuhan, semangat, dan rasa
senang, bisa pula motivasi datang dari luar (ekstrinsik) seperti guru, ruangan
kelas, bahan pelajaran dan lingkungan. Dengan demikian motivasi tersebut
menjadikan inergi dan daya yang dapat memancing murid untuk belajar.
Ada
empat cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam PKR:
Ø Menunjukan
kehangatan dan semangat.
Ø Menimbulkan
rasa penasaran dan ingin tahu.
Ø Mengemukakan
ide yang bertentangan, dan,
Ø Memperhatikan
minat murid
3). Memberi acuan belajar
Proses
belajar dalam situasi pendidikan formal antara lain ditandai oleh keterarahan
yang merupakan wujud dari proses belajar yang terpadu. Agar menjamin
keteraarahan belajar maka guru dapat melakukan empat cara diantaranya:
Ø
Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
Ø
Menyarankan langkah-langkah yang akan ditempuh .
Ø
Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
Ø
Mengajukan pertanyaan pemicu belajar.
a.
Mengawali
pembelajaran
Mengakhiri
pembelajaran sama pentingnya dengan membuka pelajaran , walau tentu saja
berbeda tujuan dan fungsinya. Seperti dalam membuka pelajaran menutup pelajaran
juga seyogyanya dilakukan secara bersama-sama, dimana murid semua kelas yang
dirangkap hadir dalam satu ruangan atau satu tempat. Hal ini dimaksudkan agar
guru dapat mengontrol setiap ppembelajaran untuk setiap kelas secara utuh.
Ada
tiga pokok yang harus dilakukan pada setiap menutup pelajaran dalam PKR yaitu:
Ø
Meninjau
kembali.
Ø
Mengadakan evaluasi penguasaan murid, dan
Ø
Memberikan tidak lanjut.
6. Tahapan
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah bentuk pembelajaran
dimana seorang guru mengajar dua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruangan
kelas atau lebih dalam waktu yang bersamaan. Untuk itu langkah-langkah yang
perlu dilakukan guru dalam mengajar kelas rangkap adalah:
a). Mempelajari GBPP bagi kelas yang dirangkap,
baik mata pelajaran IPA, IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, dll.
b). Memilih topik atau pokok bahasan yang sesuai.
c). Menetapkan model PKR yang tepat, apakah 211,
221, 222, atau sesuai kkeadan yang sebenarnya.
d). Membuat skenario pembelajaran guna mengatur
kelas yang satu dengan kelas yang lainnya.
e). Menyiapkan berbagai perlengkapan pembelajaran
seperti LKM, buku pelajran, dan aturan dalam kelas.
f). Membentuk kelompok belajar sesuai kebutuhan.
g). Melaksanakan pembelajaran dimana guru berusaha mengaktifkan murid untuk
belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar